Mengenal Nabi Lebih Dekat

21 Oktober 2013

Definisi Syubhat Dan Bahayanya

[Hadits ke 6, Arba'in Nawawi]

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  يَقُوْلُ: إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ


Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir -radhiallahuanhuma- dia berkata: “Saya mendengar Rasulullah  bersabda,

 “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang melindungi dirinya dari perkara syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. 

Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki wilayah larangan dan wilayah larangan Allah adalah segala apa yang diharamkan-Nya. 

Ketahuilah bahwasanya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh, dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” 

Riwayat Bukhari dan Muslim.

19 Oktober 2013

Darimana Seseorang dikenal Sebagai Sahabat Nabi

Oleh : Rizqo Kamil Ibrahim*

Sahabat dapat diketahui dengan beberapa cara :

[1] Dari Kabar Mutawatir (Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak mungkin jumlah sebanyak itu berbohong)

Contoh : abu bakar,'umar, dan sepuluh orang yang dijamin surga oleh Rasulullah - Shalawatullah wa salamullah wa barakatuhu 'alaihi-.

[2] Kabar yg masyhur yang hampir mencapai derajat mutawatir. 

Contoh : sahabat Nabi Dhamam bin Tsa’labah dan ‘Ukkaasyah bin Mihsan

[3]  Dikabarkan oleh seorang shahabat lain atau oleh Tabi’i (Murid dari Sahabat) Tsiqat (terpercaya) bahwa seseorang itu seorang shahabat.


 Contoh : Hamamah bin Abi Hamamah Ad-Dausiy wafat di Ashfahan. 


Abu Musa Al-Asy’ari -salah seorang Sahabat Nabi- menyaksikan bahwa Hamamah mendengar hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

[4].Seseorang memberitakan tentang dirnya sendiri bahwa ia ialah seorang shahabat Rasulullah.Namun hal ini diterima dengan dua syarat :

Pertama : Orang tersebut merupakan seseorang yang terpercaya


Kedua : Memungkinkan bahwa ia bertemu dengan Rasulullah Shalla llahu 'alaihi wa sallam , dan ulama menggariskan wafatnya tidak melebihi tahun 110H

Referensi : 


-  ,DR.'Awwad ar-ruwaitsi, mudzakkiroh Ruwat al-Hadist li tullab kulliyat al-hadist mustawa ats-tsanie.


*Mahasiswa semester 6 Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah 

Pokok Pokok Agama

[Hadits -2 dari Kitab Arba'in Nawawi]

عَنْ عُمَرَ  أَيْضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ  ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ  فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ: صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ: يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ. قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Umar  juga, dia berkata: “Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah  suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi  lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya dan meletakkan kedua tangannya pada kedua pahanya seraya berkata, “Wahai Muhammad, beritahukan aku tentang Islam.” Maka bersabdalah Rasulullah, 

“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu.” 

Kemudian dia berkata, “Anda benar.” Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan.

 Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahukan aku tentang Iman.” Lalu beliau bersabda, 

“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” 

Kemudian dia berkata, “Anda benar.” 

Kemudian dia berkata lagi, “Beritahukan aku tentang ihsan.” Lalu beliau bersabda, 

“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia melihat engkau.” 

Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya).” Beliau bersabda, 

 “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”

 Dia berkata, “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya.” Beliau bersabda, 

 “Jika seorang budak wanita melahirkan tuannya. Dan jika engkau melihat seorang yang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba berlomba-lomba meninggikan bangunan.” 

Kemudian orang itu berlalu dan aku ('Umar) berdiam beberapa lama. Kemudian beliau bertanya, “Tahukah engkau siapa yang bertanya?” Aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda:

 “Dia adalah Jibril. Dia datang kepada kalian untuk mengajari kalian agama kalian.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

Diterjemahkan oleh : Sofyan Saladin

Keutamaan Niat

[Hadits - 1, Arba'in Nawawi]

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ  قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

رَوَاهُ إِمَامَا الْمُحَدِّثِيْنَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ بَرْدِزْبَةَ الْبُخَارِيُّ وَأَبُو الْحُسَيْنِ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ بْنِ مُسْلِمٍ اَلْقُشَيْرِيُّ النَّيْسَابُوْرِيُّ فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا اللَّذَيْنِ هُمَا أَصَحُّ الْكُتُبِ الْمُصَنَّفَةِ.

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khaththab  dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah  bersabda: 

“Sesungguhnya setiap amal itu (diterima atau tidaknya) disebabkan oleh niat. Dan sesungguhnya setiap orang itu hanya mendapatkan apa yang diniatkannya. Maka barangsiapa yang (niat dan tujuan) hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya maka (balasan dan pahala) hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang (niat dan tujuan) hijrahnya karena duniawi yang akan didapatnya atau karena wanita yang akan dinikahinya maka (balasan) hijrahnya sesuai dengan tujuan hijrahnya.”

Diriwayatkan oleh dua imam para ahli hadits: Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi di dalam kedua kitab Shahih mereka yang merupakan kitab paling shahih yang pernah disusun.

Diterjemahkan oleh : Sofyan Saladin 

17 Oktober 2013

Hak Asasi Hewan

[Hadits - 17, Arba'in Nawawi ]

عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ قَالَ: إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus dari Rasulullah, belaiu bersabda:

 “Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara baik. Jika kalian menyembelih maka menyembelihlah dengan cara baik. Hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya dan membuat nyaman hewan sembelihannya.” Diriwayatkan oleh Muslim

09 Oktober 2013

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah





عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب 
إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر - قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء 


dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-harii ini - Sepuluh hari pertama  dari bulan Dzulhijjah- .

 Mereka (para Sahabat Rasul) bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. 

Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun  [HR. Bukhari]

03 Oktober 2013

Bukan Sekedar Persaudaraan Biasa

Tahukah Anda? 



Sering melihat, mendengar atau membaca sikap seseorang yang mendahulukan saudaranya?
Pernah menemukan seperti berikut ini?

Disebutkan bahwa Hajjaj bin Yusuf - sang gubernur lalim nan tersohor - memerintahkan untuk menangkap Ibrahim An-Nakha'i dan menyiksanya. Namun ternyata para prajuritnya salah tangkap dan malah menangkap Ibrahim At-Taimi.

02 Oktober 2013

KETIKA SEORANG UMAR BIN ABDUL AZIZ rahimahullah MENINGGALKAN KOTA MADINAH

Tahukah Anda?

Dikisahkan ketika Umar bin Abdul Aziz keluar meninggalkan Madinah, beliau menangis tersedu. Sesaat kemudian menoleh ke belakang, ke arah Madinah, seraya berkata kepada pembantunya, “Hai Muzahim! Aku khawatir terhadap diriku sendiri. Jangan-jangan aku termasuk orang yang difilter Madinah”[1], sambil mengisyaratkan pada sebuah hadits,

DI BALIK NAMA MEREKA

Tahukah Anda?

Ketika membaca atau mendengar nama-nama perawi hadits, tidak jarang kita mendapati nama yang membuat penasaran kenapa mereka dinamakan demikian. Setelah membaca atau mendengar tentang biografi mereka ternyata tidak semua nama atau julukan mereka sesuai dengan zhahirnya. Kita sebut saja beberapa contohnya:

[1] Yazid Al-Faqir (يزيد الفقير)

Dia adalah Yazid bin Shuhaib Al-Faqir Al-Kufi, salah seorang perawi Shahihain dan Kutubus Sunan kecuali Tirmidzi. Seorang tabi’in dan merupakan salah satu guru senior Imam Abu Hanifah.

Tentang julukan Al-Faqir yang disematkan padanya, apakah dia seorang fakir? Berikut keterangan dari Adz-Dzahabi. Beliau berkata:

01 Oktober 2013

Selimut Cinta Khadijah


Sayyidina Muhammad -Shallallahu 'alaihi Wa sallam-
Oleh: Rizqo Kamil Ibrahim *

"Zammilunie, zammilunie!" 'Selimutilah aku, selimutilah aku,' pinta Rasululullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- kepada sang kekasih Khadijah binti Khuwailid -radiyallahu 'anha-.

Adrenalin yang tidak karuan, ketakutan yang amat sangat, serta gundah-gulana mendera manusia ma'sum yang perkataannya adalah hujjah - Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam - tak lama setelah beliau mendapat wahyu dari Allah melalui perantara Malaikat Jibril di Gua Hira.

"Fa zammaluhu hatta dzahaba 'anhu arrou 'u", ' Khadijah pun segera menyelimuti Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- sehingga Rasulullah merasa tenang .
 Lihatlah betapa salehahnya sang istri menyelimuti suaminya dengan segala kelembutan dan kasih sayang. Terdapat pelajaran yang menarik dari perlakuan Khadijah di atas : bahwasanya ketakutan dapat diredakan bahkan dihilangkan dengan berselimut.

Arsip

Follow us on

Copyright © Jejak Nabi | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com