Ketika anda mendengar kata Syaikhul Islam, siapakah sosok yang ada di
dalam pikiran anda? Ya…, secara umum pikiran kita tertuju pada seorang ulama
besar abad ke tujuh hijriah, Abul Abbas Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Terang saja, karena gelar inilah yang melekat pada sosok beliau saat ini.
Ketika anda membaca buku-buku agama sering dikatakan; Syaikhul Islam
berpendapat begini dan begitu, siapakah beliau? Tidak lain yang dimaksud adalah
Ibnu Taimiyyah.
Nah, bagi anda yang sedang browsing, silakan anda coba searching di
google. Masukkan entri kata "Syaikhul Islam"!, bagaimana hasilnya?
Ya…, hampir sembilan puluh persen hasilnya menunjukkan bahwa Syaikhul Islam adalah
Ibnu Taimiyyah. Namun pernahkah anda bertanya, apa sih makna gelar tersebut?
Atau apakah ada ulama selain Ibnu Taimiyyah yang menyandang gelar tersebut?
Atau siapa yang pertama kali menyandang gelar tersebut?
Secara bahasa Syaikh berarti orang yang tua. Dalam Kamus Lisanul Arab
Ibnu Manzhur rahimahullah mengatakan bahwa kata Syaikh disematkan kepada
orang yang umurnya sudah kepala lima. Istilah "kasar"nya berarti
Syaikhul Islam adalah orang yang dituakan dalam Islam. Maksudnya dijadikan
rujukan dalam perkara ilmu agama. Sebagaimana dalam tradisi sebuah keluarga,
ada sosok yang dituakan, dihormati, dan dijadikan rujukan manakala terjadi
konflik di dalam keluarga tersebut.
Begitu pula Syaikul Islam, hampir semua yang pernah menyandang gelar ini
selalu dijadikan rujukan dalam perkara-perkara agama Islam. Hal ini karena
luasnya ilmu agama orang yang menyandang gelar tersebut. Dengan demikian dapat
kita katakan Syaikhul Islam adalah gelar yang disematkan bagi seorang yang
menguasi berbagai disiplin ilmu agama yang bersumber dari Al-Kitab dan Sunnah.
Al-Hafizh As-Sakhowi rahimahullah dalam Al-Jauhar wad Duror
mengatakan bahwa gelar Syaikhul Islam mungkin saja disematkan kepada seseorang
yang sudah mencapai derajat seorang wali.
Sebenarnya gelar Syaikhul Islam kurang populer di kalangan salafus
shalih yaitu para ulama dari tiga generasi awal keislaman. Namun bukan
berarti menyematkan gelar ini merupakan perkara yang bid'ah. Karena kita
memiliki pendahulu dari kalangan salaf yang telah memberikan kita contoh untuk
menyematkan gelar ini kepada seseorang yang pantas menyandangnya.
Uswah kita dalam perkara ini adalah Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
'anhu. Berdasarkan penelitian para ulama beliaulah yang pertama kali
menggunakan gelar ini. Beliau menyematkan gelar Syaikhul Islam kepada dua orang
sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa salam yang paling mulia Abu Bakar
dan Umar radhiyallahu 'anhuma. Apa buktinya? Imam Al-Lalika'i rahimahullah
dalam kitabnya Syarh Ushuli I'tiqad Ahlussunnah wal Jama'ah meriwayatkan
sebuah atsar dengan isnadnya, bahwa ketika Imam Ali radhiyallahu
'anhu berkhutbah di hari Jum'at beliau berdoa:
اللهم أصلحنا بما
أصلحت به الخلفاء الراشدين
"Ya Allah!
Perbaikilah diri kami sebagaimana Engkau memperbaiki para
Khulafaurrasyidin"
Beliaupun ditanya
siapakah Khulafaurrasyidin itu? Lantas beliau menjawab:
أبو بكر وعمر ، إماما
الهدى ، وشيخا الإسلام ، والمقتدى بهما بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم ،
من اتبعهما هدي إلى صراط مستقيم ، ومن اقتدى بهما رشد ، ومن تمسك بهما فهو من حزب
الله ، وحزب الله هم المفلحون
"Mereka adalah Abu
Bakar dan Umar . Mereka berdua merupakan Imam Huda dan Syaikhul Islam.
Yang merupakan teladan setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam.
Barangsiapa mengikuti keduanya akan diberi petunjuk ke jalan yang lurus.
Barangsiapa meneladani keduanya akan mendapat tuntunan. Barangsiapa yang
berpegang kepada keduanya mereka termasuk ke dalam hizbullah. Dan hizbullah itulah
orang-orang yang beruntung"
[Syarh Ushul I'tiqad Ahlussunnah wal
Jama'ah, bab kumpulan keutamaan para sahabat]
Dengan demikian Abu Bakar dan Umar-lah yang pertama kali menyandang gelar
Syaikhul Islam. Gelar yang layak bagi mereka berdua. Betapa tidak, merekalah
yang layak dijadikan panutan setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam.
Mereka berdualah rujukan umat Islam setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa salam.
Para Penyandang Gelar Syaikhul Islam
Ada banyak para ulama yang menyandang gelar ini. Tulisan yang ringkas ini
tidaklah cukup untuk menampung semuanya. Namun setidaknya kami akan menyebutkan
sebagian mereka yang masyhur dengan sebutan Syaikhul Islam.
Di antara mereka yang menyandang gelar Syaikhul Islam adalah Abdurrahman
bin 'Amr Al-Auza'i rahimahullah, Imam Ahli Fiqih dan Hadits yang
masyhur. Salah seorang ulama besar dari negeri Syam. Beliau memiliki mazhab fiqih
sendiri sama halnya seperti mazhab fiqih yang empat. Hanya saja beliau tidak
dianugerahi murid-murid yang meriwayatkan mazhabnya sebagaimana mazhabnya Imam
empat; Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, dan Ahmad rahimahumullah. Dan yang
menyandangkan gelar Syaikhul Islam kepada Imam Auza'I ini adalah Imam
Adz-Dzahabi dalam kitabnya Al-Kasyif fi Ma'rifati man Lahu Riwayah fi
Kutubissittah.
Kemudian Al-'Izz bin Abdissalam rahimahullah dari mazhab
Syafi'i sebagaimana disematkan oleh muridnya Ibnu Daqiqil 'Ied rahimahumallah.
Imam Ahmad rahimahullah pernah menyematkan gelar Syaikhul Islam
kepada dua orang perawi. Yang pertama Abul Walid Hisyam bin Abdil Malik Ath-Thayalisi
rahimahullah, seorang perawi tsiqah dan faqih dari Bashrah. Imam Ahmad
mengatakan: saat ini dialah Syaikhul Islam. Dan yang kedua Ahmad bin Yunus
Al-Yarbu'i rahimahullah, seorang perawi tsiqah dari Kufah. Ketika
seorang pelajar meminta nasehat kepada Imam Ahmad, kepada siapa saya harus
mengambil riwayat hadits? Imam Ahmad mengatakan: pergilah kepada Ahmad bin
Yunus karena beliau adalah Syaikhul Islam.
[Lihat Tahdzibul Kamal karya Al- Mizzi
dan Al-Kasyif karya Adz- Dzahabi]
Imam Al-Mizzi rahimahullah –seorang ulama besar yang belum ada
tandingannya di bidang hadits—hanya menyematkan gelar ini kepada tiga orang;
sahabatnya Ibnu Taimiyyah, Ibnu Abi Umar, dan Taqiyyuddin As-Subki
rahimahumullah dari mazhab Syafi'i. Demikian yang dinukilkan Al-Hafizh
Ash-Sakhowi rahimahullah.
Kemudian gelar ini juga disematkan kepada penutup para huffadz yaitu Ibnu
Hajar Al-Ashqalani rahimahullah. Di antara mereka yang menyematkan
gelar ini adalah muridnya sendiri Al-Hafizh As-Sakhawi rahimahullah dalam
Kitabnya Al-Jauhar wad Durar fi tarjamati Syaikhil Islam Ibni Hajar. Di
dalam kitab ini beliau membahas serba-serbi gelar Syaikhul Islam dalam bab
khusus. Dan juga Al-Hafizh As-Suyuthi rahimahullah dalam Kitabnya Tadribur
Rawi.
Ini merupakan salah satu metode
beliau dalam Kitab Tadrib Rowi. Bagi mereka yang terbiasa dengan metode
As-Suyuthi rahimahullah dalam kitab Tadrib mereka akan tahu, bahwa
apabila As-Suyuthi mengatakan Syaikhul Islam maka yang dimaksud adalah Ibnu
Hajar. Namun bagi mereka yang terbiasa dengan gelar Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah, ketika pertama kali membaca Tadribur Rawi mungkin saja ia mengira
bahwa Syaikhul Islam yang dimaksud adalah Ibnu Taimiyyah.
Demikianlah sekilas serba-serbi gelar Syaikhul Islam. Jadi anda jangan
kaget ketika ada yang menyematkan gelar Syaikhul Islam kepada selain Ibnu
Taimiyyah. Karena gelar ini sebenarnya sudah sangat masyhur. Bahkan
masing-masing mazhab memiliki Syaikhul Islamnya masing-masing. Hanya saja pada
zaman ini gelar Syaikhul Islam sangat populer disematkan kepada Ibnu Taimiyyah.
Namun sebenarnya siapapun boleh memberikan dan menyandangkan gelar Syaikhul
Islam kepada mereka yang pantas menyandangnya.
Wallahu a'lam.
Ust. Haidir Rahman, Lc. ( Alumnus Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah)
0 komentar:
Posting Komentar