عَنْ أمير المؤمنين عُمَرَ
بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لِكلّ امْرِئٍ مَا نَوَى،
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُه إِلَى اللهِ وَ رَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَ رَسُولِهِ،
وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ
إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
Umar bin
Al-Khattab radhiyallahu 'anhu berkata, Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Sesungguhnya setiap amal tergantung pada
niatnya dan setiap orang akan meraih ganjaran sesuai dengan apa yang ia
niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya
(mendapat keridhoan) Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena
ingin mendapatkan dunia atau wanita yang hendak dinikahi, maka hijrahnya itu
sebagaimana yang dia niatkan" . ( HR. Bukhari (6689) dan Muslim (1908)).
Makna Hadits
Dengan
memahami makna hadits ini anda seolah telah memahami sepertiga bagian dari agama.
Hal Ini tidak berlebihan, karena msekipun dengan redaksinya yang ringkas hadits
ini ternyata menjadi sandaran bagi berbagai macam hukum dalam agama ini. Menurut Imam Syafi'i , ada tujuh puluh
persoalan fiqih berada di dalam kandungan hadits ini
.
Sebuah
ibadah diterima oleh Allah Azza wa Jalla bila lahiriyah dan bathiniyah
ibadah tersebut sejalan dengan perintah-Nya. Nah, hadits ini memberikan patokan
kepada kita bagaimana menilai sebuah ibadah dari sisi batiniyahnya.
Pentingnya Niat
Masih
ingatkan anda tentang kisah tiga orang yang diseret ke neraka padahal mereka
telah melakukan ibadah besar? Orang pertama berperang di medan jihad hingga
gugur, yang kedua menuntut ilmu lalu mengajarkannya dan yang ketiga memiliki
kelebihan harta lalu ia infaqkan.
Ketiga orang
tersebut diseret ke neraka setelah sebelumnya mereka ditanya tentang tujuan
mereka melakukan ibadah-ibadah tersebut. Di hadapan Allah mereka mengaku
melakukan ibadah tersebut hanya untuk Allah semata. Akan tetapi Allah
mendustakan pengakuan mereka ini. Mereka tidak melakukan ibadah tersebut
kecuali agar dipuji oleh manusia. Ketidak ikhlasan inilah yang menyebabkan
mereka diseret ke neraka.
Dalam hadits
yang mulia di atas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan kita
tentang pentingnya niat dalam sebuah ibadah. Nilai sebuah ibadah sangat
bergantung pada niat sang pelaku. Niat memiliki peran besar dalam menentukan
diterima atau tidaknya ibadah yang dilakukannya. Sebuah ibadah besar yang
dikerjakan tanpa didasari niat yang ikhlas hanya akan menjadi malapetaka bagi
pelakunya ketika di akhirat kelak.
Selain
menjadi standar diterimanya sebuah ibadah, niat juga berfungsi sebagai pembeda
antara satu ibadah dengan ibadah lain. Ketika anda masuk ke dalam masjid lalu
melakukan shalat dua rakaat, kita tidak akan bisa membedakan apakah anda shalat
tahiyyatul masjid atau shalat rawathib kecuali dengan niat yang
anda niatkan dalam hati ketika memulai dua rakaat tersebut.
Hijrah
Hijrah
adalah proses perpindahan dari negeri kufur ke negeri Islam. Ibadah agung ini
disyariatkan ketika kaum muslimin berada di bawah kekuasan kaum kafir dan
mereka tidak leluasa menjalankan agama mereka. Dalam kondisi seperti ini
disyariatkan bagi seorang muslim untuk meninggalkan negeri tersebut dan
berhijrah ke negeri-negeri kaum muslimin. Namun, hijrah secara umum juga dapat dimaknai
sebagai sebuah proses perpindahan dari kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah.
Untuk
memahami kandungan hadits di atas, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menjadikan hijrah sebagai contoh untuk menilai pengaruh niat terhadap sebuah
ibadah. Ibadah agung ini hanya akan bernilai bila tujuan sang pelaku adalah
Allah dan rasul-Nya. Sebaliknya bila tujuan ia berhijrah adalah harta dan
wanita maka yang ia dapatkan adalah kesia-sian. Mungkin ia akan mendapatkan
dunia yang menjadi tujuan hijrahnya, akan tetapi pahala dan ganjaran tidak akan
dia dapatkan.
Faidah Hadits:
Pertama : Pentingnya niat dalam sebuah
ibadah.
Kedua : Seorang hanya
menuai ganjaran sesuai yang dia niatkan.
Ketiga : Ibadah yang diterima adalah
ibadah yang dilakukan dengan dasar keikhlasan.
Keempat : Niat
merupakan pembeda antara ibadah satu dengan yang lainnya.
Kelima : Keutamaan hijrah dalam agama ini.
Oleh : Ismail Margam, Lc (Alumnus Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah)
0 komentar:
Posting Komentar