Mengenal Nabi Lebih Dekat

18 April 2013

Adab Membaca Al-Quran (Bag : 1)



 Oleh : Mahfudz Bazher

بسم الله الرحمن الرحيم

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi akan adab. Hal ini dapat terlihat jelas dari penjelasan-penjelasan Al Qur’an dan Hadits-hadits Rasulullah – Shallallahu Alaihi wa Sallam- yang shahih serta pengamalan para sahabat-sahabat beliau – Shallallahu Alaihi wa Sallam. Begitu banyak ayat Al Qur’an dan Hadits yang menyeru dan memerintahkan umat islam untuk berperangai dengan perangai yang baik, baik itu adab yang berkaitan dengan diri sendir, orang tua, keluarga, teman, adab yang berkaitan dengan ruang lingkup yang lebih luas seperti masyarakat tempat di mana dia tinggal, atau adab yang berkaitan dengan keseharian seorang muslim, seperti adab kepada Allah dan Rasul-Nya, dan adab makan, minum, tidur, membaca Al Qur’an, dan lain sebagainya. contohnya adab kepada ke dua orang tua, Allah Ta’ala berfirman :

وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه و بالوالدين إحسانا إما يبلغن عندك الكبر أحدهما أو كلاهما فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما و قل لهما قولا كريما (23) واخفض لهما جناح الذل من الرحمة و قل رب ارحمهما كما ربياني صغيرا (24).

“dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamuj jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al Isra : 23-24).

Bahkan berbakti kepada keduanya terutama ibu adalah amal ibadah yang paling dicintai Allah Ta’ala yang menempati urutan kedua setelah menjaga shalat tepat pada waktunya, sebagaimana Rasulullah – Shallallahu Alaihi wa Sallam- bersabda ketika ditanya oleh Abdullah bin Mas’ud – Radhiallahu Anhu- tentang amalan yang paling dicintai Allah Ta’ala: 

بر الوالدين 

“ berbakti kepada kedua orang tua.” (HR. Al Bukhari (527) dan Muslim (85)). Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.

Oleh karena itu, eksistensi suatu masyarakat sangatlah ditentukan oleh seberapa besar perhatian mereka terhadap akhlak dan adab, sebagaimana seorang penyair berkata:

إنما الأمم الأخلاق ما بقيت فإن            همو ذهبت أخلاقهم ذهبوا

 “Eksistensi (keberadaan) sekelompok umat sangatlah tergantung kepada akhlaknya.
Jika akhlaknya hilang maka, akan punah pula keberadaan umat tersebut.”

Karena pentingnya masalah ini, maka para ulama’ – Rahimahumullah- baik yang terdahulu ataupun yang datang belakangan, menulis dan membuat buku yang berjilid-jilid yang menjelaskan tentang adab, diantaranya; Kitab Al Adabul Mufrad karya Imam Al Bukhari, Kitab Zaadul Ma’ad karya Imam Ibnul Qayyim, Kitab Al Adaab Asy Syariyyah karya Ibnul Muflih, Kitab Ghidzaaul Albab karya Imam As Safarini dan masih banyak lagi buku-buku yang berkaitan dengan adab.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk memperhatikan hal ini, dan berusaha untuk selalu memperbaiki adab dan akhlaknya dan menyempurnakannya.
Mengingat bahwa Al Qur’an Al Kariim adalah firman Allah Ta’ala yang agung, yang diturnkan kepada nabi yang paling mulia, lewat perantara malaikat yang paling mulia, dan karena Al Qur’an adalah sumber pertama dalam agama ini, dan Allah Ta’ala menurunkannya untuk dibaca dan ditadabburi (renungi) maknanya maka, serta ganjaran yang besar bagi orang yang membacanya, maka kita akan mengulas sedikit tentang hal-hal yang berkaitan dengan adab membaca Al Qur’an dan hal-hal yang berkaitan dengannya, agar seorang muslim dapat meraih pahala yang sempurna.

Sesungguhnya Allah Ta’ala menurunkan kitab-Nya Al Qur’an untuk dibaca ayat-ayatnya, direnungi makna-maknanya, dan diamalkan isi dan konsekwensi yang ada di dalamnya, serta Allah Ta’ala telah menjamin akan menjaga kemurnian dan kesucian Al Qur’an, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها

“maka mereka menghayati Al Qur’an, ataukah hati mereka sudah terkunci.” (QS. Muhammad : 24).

Dan firman Allah Ta’ala :

إنا نحن نزلنا الذكرى و إنا له لحافظون

“sesungguhnya Kamilah yang menurunkan, dan (pasti) Kami pula yang memeliharanya.” (QS. Al Hijr : 9).

 Oelh karena itu, orang yang senantiasa membacanya, mempelajarinya, mengamalkan isinya akan selalu merasa tenang, dan senantiasa mendapatkan rahmat Allah Ta’ala, sebagaimana Rasulullah – Shallallahu Alaihi wa Sallam- bersabda :

وما اجتمع قوم فس بيت من بيوت الله، يتلون كتاب الله، و يتدارسونه بينهم، إلا نزلت عليهم السكينة، و غشيتهم الرحمة، و حفتهم الملائكة، و ذكرهم الله فيمن عنده.

 “tidaklah berkumpul satu kaum di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), sedang mereka membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para Malaikat, dan Allah menyebutkan mereka di hadapan para Malaikat.” (HR. Muslim).

Maka, untuk meraih keutamaan-keutamaan di atas, kita perlu mempelajari adab-adab yang berkaitan dengan membaca Al Qur’an, di antaranya adalah:

Adab yang pertama: berusaha untuk mengikhlaskan niat dalam mempelajari Al Qur’an dan membacanya. Karena membaca Al Qur’an adalah Ibadah yang tidak boleh diselewengkan kepada selain Allah Ta’ala, kerana amal apapun yang tidak memenuhi syarat di terimanya amal (yaitu Ikhlas dan Mutaba’ah) maka amalan tersebut tertolak dan tidak diterima. Imam An Nawawi – Rahimahullah – berkata :

فأول ما يؤمر به (أي القارئ): الإخلاص في قرائته، وأن يريد بها وجه الله تعالى، و أن لا يقصد بها توصلا إلى شيء سوى ذلك.

“maka hal pertama yang diperintahkan kepada orang yang membaca Al Qur’an adalah ikhlas di dalam membacanya, dengan mengharapkan wajah Allah Ta’ala, dan bukan karena tujuan  untuk mencapai selainnya.” ( Al Adzkar Hal. 160, penerbit : Dar Al Huda, Cetakan ke tiga tahun 1410 H).

Adab yang kedua : mengamalkan isi Al Qur’an. Yaitu dengan menghalalkan semua yang dihalalkannya, mengharamkan semua yang diharamkannya, menjauhi segala larangannya, menjalankan segala perintahnya, dan mengamalkan ayat-ayatnya yang Muhkam, mengimani ayat-ayatnya yang mutasyabih, dan menegakkan batasan-batasannya. Sebaliknya, larangan keras ditujukan orang yang menghafal Al Qur’an namun tidak mengamalkan isinya,  dan ancamannya adalah akan dibelah kepalanya kemudian di sambung kembali sampai hari kiamat, sebagaimana di dalam sebuah hadits yang panjang, bahwa Rasulullah – Shallallahu Alaihi wa Sallam- bersabda tatkala meneceritakan mimpinya kepada para sabahat :
 
و الذي رأيته يشدخ رأسه فرجل علمه الله القرآن، فنام عنه بالليل، و لم يعمل فيه بالنهار، يفعل به إلى يوم القيامة

“adapun orang yang dibelah kepalanya, dia adalah orang yang Allah ajarkan kepadanya Al Qur’an, namun di malam hari dia tidur darinya, dan di siang hari dia tidak mengamalkannya, maka dia akan di adzab seperti itu sampai hari Kiamat.” (HR. Al Bukhari (1386) ).

Inilah dua adab yang sangat penting untuk dipahami bersama, serta di amalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan masih banyak adab-adab lainnya yang berkaitan dengan pembahasan ini yang In Syaa Allah akan di lanjutkan pada bagian ke dua dari tulisan ini.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk mempelajari Al Qur’an, memahami, dan mengamalkan isinya.

Wa Shallallahu wa Sallam ala Nabiyyina Muhammad, wa ala Alihi wa Sahbihi wa sallam.
(Tulisan ini, sebagian besar diringkas dari Kitab  Al Adab, karya Syaikh Fuad Abdul Aziz As Syalhub, penerbit : Dar Al Qasim,  cetakan pertama : 1423 H / 2002 ).



0 komentar:

Posting Komentar

Arsip

Follow us on

Copyright © Jejak Nabi | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com